Dandelion itu sudah tidak ada, Salam Damay untuk bumi hijau

kini tak ada satupun tumbuhan yang tersisa di halaman kost yang aku tempati. dan kinipun tak pantas juga disebut kata "halaman" karena tak ada space yang bisa diasumsikan sebagai halaman, Sejak dibangun kosan baru oleh pemilik yang sama, hanya satu kata yang sempat terlontar " oh dandelionku ".


Why dandelion? ya, dulu sebelum kos2an baru itu dibangun, kosanku memiliki halaman luas yang memang tidak begitu terawat dan pasnya disebut mini semak, tapi manisnya, semak ini banyak ditumbuhi dandelion dan bunga lain yang serupa dengan dandelion (Leontodon taraxacum, L) yang mungkin saja dari genus yang sama. Selalu kuingat, ketika mau berangkat kuliah pagi-pagi, dandelion dkk tadi selalu bermekaran dipagi hari.. semak seperti memutih. dan pesonanya seakan menarik-narik kakiku untuk berhenti beberapa menit saja.."udah telat, batinku, jam 8 mesti masuk kelas, kalo telat "yah silahkan kamu tutup pintunya dari luar,kata dosennya nanti".


selangkah 2 langkah, aku bisa terbebas dari jerat dandelionMySpace, wuiihh sadis bunyinya, nah pas langkah ketiga, mulai dirasuki pikiran-pikiran, "Ney, kalo tdk dipetik dan ditiup dandelionnya, nanti dandelionnya angin yang menerbangkan, atau dandelionnya rontok ditempat". 


Dan benar saja, langkah keempat kuputar haluan mendekati mekaran dandelion itu..mungkin inilah kali pertama aku meniup dandelion.. awalnya tidak ada yang istimewa dengan aktivitas tiup meniup itu..petik dan tiup, just it..  hingga akhirnya itu menjadi rutinitasku setiap melewati mekaran dandelion itu..



dari kebiasaan yang menurutku tidak ada istimewanya, baru kusadari ternyata itu adalah istimewa, hal ini kuketahui ketika aku belajar biogeografi pada akhir2 tahun perkuliahan mengenai dispersal yaitu ilmu biologi yang mempelajari tentang pemencaran tumbuhan..yah, aku adalah salah satu agen dispersal itu, bergabung dengan agen-agen yang lainnya air dan angin.. senang ternyata aku membantu dandelion untuk terpencar lebih jauh dan tumbuh menjadi Individu baru ditempat dia terpencar.. Ternyata dari hobi meniup dandelion ini aku bisa membantu satu makhluk hidup untuk bisa hidup dan tersebar dimana-manaMySpace. Dengan keberadaan satu makhluk hidup yang memiliki daerah hidup yang banyak, akan membuat makhluk hidup itu terjamin keberlangsungan hidupnya...itu baru sampling kecil dari sebuah dandelion.. Seandainya saja tumbuhan yang sekarang ini yang telah dinyatakan dalam status endangered alias hampir punah (*langka akut) bisa kita bantu hidupnya semudah membantu dandelion.. tentu alam ini semakin sejahtera dan beraneka.





*yah, dan ini lagi2 melulu tentang Go Green.. /////Dandelion Agent\\\\\\



kini, aku tak bisa lagi menemukan dandelionku disekitaran kos-kosanku. Semua sudah berganti jadi beton dan besi baja, bahkan tanah yang seharusnya ditumbuhi rerumputan dan bisa menyerap air hujan, ikut ikutan dilapisi semen. bahkan space untuk berjalan saja hanya difasilitatori oleh sebuah lorong kecil dan gelap. bahkan pemisah antara kosanku dengan kosan baru didepannya hanya pagar tembok teras lantai 2. Yah..memang inilah realita kekinian, dimana setiap orang berlomba2 untuk menjadi kaya dan bergengsi, tentunya ini lagi2 sampel kecil sebuah fenomena kemasyarakatan kita. Belum lagi fenomena kota2 metropolitan yang semakin kehilangan ruang untuk bernafas. setiap tahun dibanguan real estate, residence mewah, apartemen mewah, dan membabat lahan berhektar-hektarMySpace..                                                                         


oke, saya cuma memaparkan, anda sendiri yang akan menyimpulkan.



Tetap,

One Earth, One Hearth, Salam Damay untuk bumi hijauMySpace







0 Komentar untuk "Dandelion itu sudah tidak ada, Salam Damay untuk bumi hijau"

Back To Top